Istilah Kecerdasan Emosi (Emotional Quotient) atau disingkat EQ pertama kali saya dengar dari guru saya M. Suyanto. Saya banyak belajar tentang pemikiran beliau dari buku-bukunya yang menambah wawasan saya. Selain istilah IQ ada juga istilah ESQ yaitu perpaduan antara EQ dan SQ (Spiritual Quotient) yang akan saya bahas di artikel lainnya.

Faktanya : Orang yang secara intelektual cerdas (IQ tinggi dan nilai bagus) seringkali bukanlah orang yang paling berhasil dalam bisnis maupun dalam kehidupan pribadi mereka, tulis Mayer dan Salovey dalam bukunya yang berjudul The Intelligence of Emotional Intelelligence. Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosi meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial. Kesadaran diri terdiri dari kesadaran emosi, penilaian diri secara akurat dan percaya diri.


Berdasarkan penjelasan para pakar di atas, dapat saya rangkum secara sederhana cara meningkatkan EQ kita sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran emosi


Untuk meningkatkan kesadaran emosi yang harus dilakukan adalah mengetahui lebih jauh emosi diri dan mengapa dapat terjadi emosi, menyadari keterkaitan antara perasaan dengan yang dipikirkan, diperbuat dan dikatakan, mengetahui bagaimana perasaan dapat mempengaruhi kinerja dan mempunyai kesadaran akan nilai-nilai dan sasaran-sasaran pribadi.

2. Mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan diri

Untuk mengenali diri secara akurat kita harus sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan diri, menyempatkan diri untuk merenung dan belajar dari pengalaman, terbuka dengan umpan balik yang tulus, bersedia menerima perspektif mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dalam perspektif yang luas.

3. Meningkatkan kepercayaan diri

Untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan keberadaannya, berani menyuarakan pandangan yang tidak populer dan bersedia berkorban demi kebenaran, tegas, mampu mengambil keputusan yang baik dalam keadaan tidak pasti dan tertekan.

4. Milikilah kemampuan pengaturan diri

Pengaturan diri mencakup pengendalian diri, kehati-hatian, kemampuan adaptasi dan inovasi. Peningkatan pengendalian diri meliputi kemampuan mengelola emosi-emosi yang menekan, berpikir positif, tetap teguh pada prinsip walaupun dalam situasi yang paling berat, berpikir dengan jernih dan tetap terfokus meskipun dalam keadaan tertekan. Mampu bekerja di bawah tekanan.

5. Jadilah orang yang dapat dipercaya

Agar semakin dapat dipercaya harus menunjukkan kejujuran dan integritas. Bertindak dengan etika dan tidak pernah mempermalukan orang lain, mengakui kesalahan diri dan berani menegur dengan bijaksana perbuatan yang tidak etis dan berpegang teguh pada prinsip. Bertanggung jawab memenuhi kewajiban, luwes dalam menangani perubahan dan tantangan serta bersikap terbuka terhadap gagasan dan pendekatan baru serta informasi terbaru.

Setelah merenungi penjelasan dari para pakar di atas saya menyadari bahwa untuk sukses ternyata pintar saja tidak cukup. Dalam wawancara kerja pasti anda akan ditanya tentang pengalaman organisasi, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan kerjasama (padahal waktu ujian dilarang kerjasama he9..), kelebihan dan kekurangan anda. Intinya mereka mengukur kederdasan emosi anda.

Guru saya yang lain Tung Desem Waringin mengatakan, bahwa untuk sukses kita perlu memiliki PIS (Passion Integrity Skill) atau dalam bahasa Indonesia Semangat kerja, dapat dipercaya, dan keterampilan/ skill. Jadi menurut saya EQ memang lebih penting dari IQ, tapi lebih penting lagi punya keduanya. Apakah anda juga setuju dengan pendapat saya? Atau anda punya pendapat lain?

Comments (0)